Breaking News

Penggunaan Kedelai Lokal Dalam Bisnis Tempe Lebih Sehat Dan Non MGO

pelangi.or.id – Usaha tempe dengan kedelai lokal jauh lebih disukai dikarenakan lebih sehat sebab non Gmo. Product Attempe adalah suatu product tempe lokal yang berhasil masuk di supermarket. Disebut sebagai tempe lokal yang sehat gara-gara dibuat berasal dari kedelai lokal alami tanpa rekayasa genetik (Gmo atau non transgenik).

Tempe lokal yang tentunya sehat dan kondusif untuk dikonsumsi dan juga mempunyai nilai gizi tinggi. Rasanya pun tidak kalah lebih enak dan lebih sehat tentunya. Attempe adalah product tempe lokal yang sehat dikonsumsi milik seorang pengusaha hebat yang kerap disapa Ibu Nungki. Tempe lokal beliau olah ini berbahan dasar kedelai lokal murni tanpa GMO atau tanpa rekayasa genetik.

Daftar Isi

Memberdayakan Petani Kedelai Lokal

Berusaha mengangkat kedelai lokal non GMO ini beliau memilih usaha tidak hanyalah hanya usaha. Tapi juga menjunjung tinggi jiwa nasionalis yang mana menunjang para petani kedelai Indonesia untuk bangkit. Terutama mengangkat kejayaan kedelai di Indonesia yang mana negara agraris huma pertanian teramat fertile.

Tapi yang disayangkan mengapa lebih banyak impor? Makanya beliau ini mulai mengkampanyekan untuk mengonsumsi kedelai lokal. Tentunya perlu ada kerjasama baik berasal dari konsumen maupun para pengrajin tempe. Misalnya saja permintaan kedelai lokal banyak maka pengrajin tempe juga akan beralih pada kedelai lokal.

Kerjasama Mencapai Swasembada Kedelai

Permintaan tempe yang cenderung meningkat maka permintaan kedelai ke petani juga tinggi. Dengan begitu para petani kedelai Indonesia mulai bersemangat menanam kedelai. Menjadi itu seluruh berkesinambungan maka dibutuhkan adanya kerjasama.
“Walaupun dengan gerakan kecil layaknya yang saya jalankan ini, maka perlahan kedelai lokal akan terangkat lagi”, begitu kata beliau. Beliau juga terlampau percaya terkecuali Indonesia ini swasembada kedelai.

Product Attempe yang fresh tempe spesifik untuk wilayah Jogja. Tetapi ada sesekali duakali di dalam seminggu mengirim fresh tempe keluar kota. Tentunya dengan biaya yang tidak sedikit dengan mengirimkan lewat travel dan kereta.

Untuk tempe keripik ada di sebagian toko oleh-oleh. Tetapi selama pademi ini penjualan belum stabil. Agar lebih digencarkan pada marketing online. Tempe instan dan keripik ini terbantu dengan adanya agen dan reseller.

Menghadapi Pandemi

Implikasi berasal dari pandemi mulai Maret year lalu menyebabkan keripik tempe yang ditiitpkan di toko oleh-oleh Solo dan Semarang tutup. Product pun banyak yang lagi dan untuk tempe fresh yang di distribusikan dibeberapa tempat tinggal makan, katering, dan tempat tinggal sakit juga berkurang.

Padahal sementara itu baru saja mengikuti pameran Internasional. Disisi lain ada pengaruh positifnya semenjak awal pandemi banyak yang membutuhkan pekerjaan. Banyak yang menawarkan jadi agen dan reseller. Sedikitnya ada 5 reseller yang masuk bekerjasama dengan Attempe.

Persiapan Plotting Petani Kedelai Binaan

Petani kedelai tiap tempat pasti beda sementara menanam flora kedelai. Ibu Nungki ini telah mengetahui betul kapan dan dimana saja akan mengambil kedelai. Gara-gara petani Sukoharjo, Grobogan dan Pati punya sementara sendiri di dalam menanam.
Maka berasal dari itu beliau telah punyai jadwal bulan ini mau ambil kedelai di tempat mana.

Data itu di dapatkan berasal dari Kementan dan juga suami beliau yang mendampingi sebagian petani kedelai. Agar sampai sejauh ini bahan standar tidak dulu mengalami kesulitan. Tapi kedepannya punya asa untuk bisa ekspor.

Paling tidak diseluruh penjuru area di Indonesia mempersiapkan plotting petani kedelai binaan. Supaya nantinya tidak lagi mengalami kesulitan. Kisah sedih dibalik para petani Pati dan Grobogan banyak yang menanam kedelai dikarenakan kala musim kemarau tiba tanah kering dan tidak ada air.

Salah satu flora yang sanggup bertahan didalam situasi itu sebatas kedelai. Tapi kasus yang dihadapi tidak semata-mata itu saja, masih sulitnya cara berniaga kedelai. Ditambah lagi pas musim panen kedelai tiba harga kedelai impor turun drastis. Pada pada akhirnya mereka tetap tidak bisa menjual hasil panen.

Attempe Learning Center

Beliau berharap product Attempe bisa jadi pilot proyek untuk pengolahan kedelai yang bisa terintegrasi. Kebetulan yang mana Jogja masih banyak sawah dan para petani kedelai yang nantinya mensupplai bahan standar Attempe. Asa besarnya beliau berharap nanti ada produksi yang lengkap.

Olahan, pengemasan yang bagus dan seluruh orang ingin studi. Konsepnya nanti untuk studi dan untuk produksi kecil-kecilan. Namun tidak untuk produksi masal tentunya belum bisa dan tentunya membutuhkan investor. Lebih tepatnya adalah daerah learning center. Hal signifikan ada hasil yang bisa mensejahterakan karywan dan petani binaan.

Kedelai Lokal Alami

Tempe import berasal dari USA sebagain besar adalah product GMO atau Genetically Modified Organism. Kasus GMO berbahaya atau tidak dirasa tidak berbahaya. Beliau sendiri masih abu-abu mengenai hal itu. Lebih-lebih lebih dari satu ilmuan ada yang pro dan kontra dengan Gmo.

Ada yang berpendapat jika berbahaya ada pula yang mengatakan tidak berbahaya. Akan tapi pemerintah tidak melarang, tetapi ada lebih dari satu negara yang melarang product GMO layaknya Eropa. Sebagai orang awam yang tidak memahami berkenaan bioteknologi. Beliau ini berfikir product dengan metode rekayasa udah banyak macamnya.

Tentunya product alami akan lebih disukai dan banyak dipilih. Jika menurut pendapat lebih dari satu pakar yang menakutkan adalah product bahan pangan yang secara genetis telah direkayasa. Sesudah itu masuk didalam tubuh ditakutkan akan menumbuhkan sel abnormal, yang sanggup sebabkan kanker dsb.

Nilai Jual Kedelai Lokal Rendah

Beliau ini memposisikan sebagai konsumen yang mana akan lebih memilih product yang alami. Kedelai lokal Indonesia pasti seluruh alami dan lebih-lebih rata-rata petani tidak kenakan pestisida. Dikarenakan telah tentu jika mengenakan pestisida akan mengeluarkan biaya lebih besar lagi.

Menjadi petani Indonesia itu enggan menanam kedelai karena tidak ada nilai ekonomisnya. Jika era pernah mempunyai 1 kg kedelai maka ditukarkan dipasar meraih 2 kg beras. Tapi sekarang kebalikannya 1 kg beras jadi 2 kg kedelai. Harga kedelai amat rendah sekali. Agar mereka menanam kedelai sebatas waktu “Bero” atau tak ada air.

Jika di Jogja tak sekedar bisa ditanami padi tiap-tiap tahunya, bisa diganti dengan menanam kacang tanah dan jagung yang mana masih punya nilai ekonomi tinggi. Tetapi terlalu berbeda di tempat kering layaknya Wonogiri, Grobogan amat susah sekali menjadi selagi tanah bero satu-satunya pilihan semata-mata menanam kedelai.

Itu tadi adalah kisah menarik dan inspiratif usaha tempe oleh Ibu Nungki pemilik product Attempe, tempe lokal alami non GMO yang sehat dan kaya akan gizi.

 

Baca Juga :

About jupendie juve

Check Also

Untung Rugi Bisnis Travel Haji dan Umrah

pelangi.or.id - Pandemi Covid-19 memberi tambahan efek yang terlampau banyak pada kehidupan kami tak jikalau untuk penyedia jasa travel haji dan umrah. Semenjak awal kemunculan Covid-19, semua dunia memberlakukan lockdown untuk menghambat dan mengendalikan endemi Covid-19 terhitung Arab Saudi selaku tuan tempat tinggal haji dan umrah. Ketetapan itu dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi semenjak lepas [...]