Pelangi.or.id – Akhir-Akhir ini kondisi di Sri Lanka semakin memanas, pengaruh berasal dari isu krisisnya negara. Rakyat Sri Lanka Mengepung Istana, Menuntut Presiden Rajapaksa Mundur.
Sri Lanka pada 9 Juli yang lalu jatuh ke di dalam krisis yang belum dulu berjalan sebelumnya.
Presiden Gotabaya Rajapaksa di laporkan melarikan diri berasal dari negara itu sebelum lautan pengunjuk rasa menyerbu ke kediaman resminya. Masyarakat Sri Lanka mengepung dan menuntut pengunduran diri Rajapaksa.
Di dalam rendezvous darurat seluruh partai berikutnya, para pemimpin partai politik Sri Lanka meminta baik Gotabaya dan Ranil langsung turun berasal dari jabatannya.
Ini tidak lain untuk terhubung jalan bagi pemerintahan pas untuk melanjutkan pemerintahan hingga pemilihan di adakan.
Di putuskan juga untuk menunjuk Ketua Parlemen untuk bertindak sebagai Presiden selama 30 hari dan untuk periode yang tersisa. Untuk menunjuk seorang anggota parlemen yang memimpin kepercayaan mayoritas legislator.
Penyerbuan Istana Presiden Sri Lanka
Pada Sabtu malam, massa menyerbu ke tempat tinggal Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di Kolombo dan membakarnya, kata seorang pejabat polisi setempat.
Sebelumnya pada hari itu, ratusan ribu pengunjuk rasa yang marah menyerbu ke kediaman formal presiden di tempat Benteng keamanan tinggi Kolombo dan ke Temple Trees, kediaman formal Pm, didalam unjuk energi.
Gotabaya, yang menghadapi seruan pengunduran diri semenjak Maret, mengenakan Tempat tinggal Presiden sebagai area tinggal dan kantornya semenjak pengunjuk rasa singgah untuk menempati pintu masuk kantornya pada awal April.
Para pengunjuk rasa yang memanjat tembok Gedung Presiden kini mendudukinya.
Gara-gara pemerintah udah mengambil langkah-langkah untuk tidak mendistribusikan bahan bakar pada hari Jumat untuk menghindari mobilisasi yang lebih besar berasal dari para pengunjuk rasa.
Orang-Orang kenakan moda transportasi alternatif terhitung truk dan sepeda untuk mencapai daerah protes.
Upaya untuk membubarkan kerumunan massa dengan agresi gas air mata dan pemakaian daya terbukti sia-sia dan membawa dampak 33 orang terhitung dua polisi terluka.
Menurut laporan, Gotabaya dipindahkan berasal dari tempat tinggal pada hari Jumat itu sendiri.
Meski Gotabaya belum mengumumkan pengunduran dirinya, para pakar hukum mempertanyakan kemampuannya untuk tetap berkuasa.
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka tidak akan mengalah hingga Gotabaya Rajapaksa mundur.
Selagi itu, 16 anggota parlemen berasal dari partai Rajapaksa sendiri, memintanya untuk langsung mengundurkan diri dan memberi jalan bagi seorang pemimpin yang bisa memimpin mayoritas di Parlemen untuk memimpin negara.
Mereka memperlihatkan bahwa Rajapaksa perlu mengimbuhkan kesempatan kepada pemimpin yang matang tanpa tuduhan korupsi untuk mengambil alih negara.
Sri Lanka, negara berpenduduk 22 juta, berada di bawah cengkeraman gejolak ekonomi yang belum dulu berjalan sebelumnya, yang terburuk didalam tujuh dasa warsa.
Di lumpuhkan oleh kekurangan devisa akut yang membuatnya berjuang untuk membayar impor bahan bakar signifikan, dan keperluan pokok lainnya.
Negara ini udah kehabisan cadangan devisa dan apalagi tidak punya dana untuk membayar keperluan dasar, terhitung makanan dan tagihan bahan bakar.
Warga Sri Lanka sudah jalankan protes selama hampir tiga bulan, menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa dan di akhirinya pemerintahan Rajapaksa.
Ketika ekonomi pulau itu menukik di sedang krisis utang yang besar, penduduk pada umumnya menderita kesulitan parah terhitung kekurangan bahan bakar, gas, pasokan medis, dan makanan.