Pelangi.or.id – Video anak menyetubuhi kucing viral dan jadi kabar paling menghebohkan selama sebagian hari ini. Berikut ini informasinya.
Seorang anak sebelas tahunan asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal dunia usai depresi implikasi aksi perundungan oleh teman-temannya.
Baca Juga :
- 12 Asuransi Jiwa Terbaik di Indonesia dan Beberapa Pilihan…
- Beberapa Ucapan Selamat Hari Ibu 2021 Dalam Bahasa Inggris…
- Ardhito Pramono Twitter, Video Viral Masturbasinya Jadi…
- Kopda Muslimin Meninggal, Suami Rina Wulandari Sempat…
- Cara Memiliki Foto Profil WA Aesthetic untuk Cowok dan Cewek…
- New Video Bokeh Museum Xxnamexx Mean Xxii Xxiii Xxiv Bandung…
Korban di paksa untuk menyetubuhi kucing sambil mereka rekam memakai ponsel. Kini video anak menyetubuhi kucing pun viral.
Video perundungan yang di alami korban itu tersebar ke media sosial. Korban sempat depresi sampai meninggal dunia sementara menekuni perawatan di tempat tinggal sakit.
Berikut fakta-fakta persoalan anak meninggal usai mendapat paksaan menyetubuhi kuncing oleh teman-temannya:
Ibu korban, Ti (39) mengatakan anaknya mengalami sakit keras seminggu sebelum meninggal.
Anaknya mengeluh sakit tenggorokan yang membuatnya enggan makan dan minum. Pas itu, korban lebih banyak melamun dan murung.
Ti tak menyangka anaknya memperoleh perundungan, gara-gara sementara itu anaknya sebatas mengaku sakit tenggorokan. Apalagi anak keduanya itu sempat muntah begitu diberi minum air putih.
“Kecuali ke kita ngakunya sakit tenggorokan dimasukin air saja dimuntahin lagi. Kita bawa ke tempat tinggal sakit, tetapi meninggal dunia,” ucap Ti melansir berasal dari detikcom.
Ti saksikan video yang merekam aksi perundungan pada anaknya. Berdasarkan rekaman itu, ia lalu menanyakan alasan mengapa anaknya mau laksanakan aksi itu.
Korban mengaku terpaksa melakukannya lantaran mendapat tekanan dan pemukulan berasal dari teman sebayanya.
“Anak saya kerap ngaku di pukul mirip temannya. Tetapi kemungkinan candaan. Anak saya mainnya jauh, Pak. Saya kan ada anak empat menjadi susah ngawasinya. Saya juga hancur, Pak, sementara saksikan videonya,” ujar Ti.
Komisi Bantuan Anak Indonesia Area (Kpaid) mengidentifikasi pelaku bully berjumlah empat orang.
“Pelaku terduganya empat orang,” ujar Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto, Kamis (21/7).
Ato mengatakan KPAID konsisten mengawal masalah pilu yang dialami bocah 11 year itu.
Tak sekedar mendampingi korban, KPAID juga akan mendampingi berasal dari sisi pelaku, dan juga mengantisipasi para terduga pelaku juga tidak menjadi korban bully lagi sesudah kejadian itu.